Sunday 18 August 2013

Cinta Tak Beralasan

  Diawali dengan cerita-cerita sederhana melalui pesan singkat. Lalu menjadi kebiasaan rutin yang sering kami lakukan. Kini, dia adalah tempat curahan hatiku. Semakin hari kegiatan berbagi cerita yang sering kami lakukan berubah menjadi kedekatan yang tak biasa. Awalnya aku bersih keras menyangkal perasaan yang tidak biasa ini menjadi biasa saja. Karna aku tau, dia hanya menganggapku sebagai teman. Aku memendam dan terus mengelak perasaanku sampai suatu hari aku tersadar bahwa aku benar menyimpan perasaan yang tidak biasa;cinta.

  Aku tak berani mengungkapkan perasaanku. Aku hanya membuatnya mengalir seperti air. Bercerita satu sama lain disetiap malamku dengannya, tetap terjaga diatas perasaan yang tak biasa. Terkadang aku ingin sekali memberitahunya tentang perasaanku. Tapi, aku takut semuanya menjadi berjarak. Aku takut dia tak memiliki perasaan yang sama.

  Berbulan-bulan setelah aku mengetahui pasti mengenai perasaanku, aku dan dia tetap sama. Dalam rutinitas yang sama. Dalam status yang sama;teman. Perasaanku semakin tak menentu. Aku hanya bisa mengungkapkannya diatas kertas putih dan membacanya sendirian. Miris. Lama kelamaan dalam keadaan yang tetap tak berubah. Aku terbiasa dengan memendam. Aku tersadar bahwa yang terbaik untuk kami adalah hanya menjadi teman. Dan aku hanya bisa menerima kenyataan. 

  Suatu saat, hubungan kami merenggang. Entah dengan alasan apa, kami menjauh. Aku membiarkan moment ini untuk memulihkan perasaanku menjadi biasa saja. Sampai pada akhirnya aku bertemu dengan sosok pria lain yang kini menjadi pangeran dalam hidupku;Angga. Aku sama sekali tak mengira bahwa Angga akan datang ke kehidupanku. Diluar penalaran dan juga perhitunganku. Aku masih tidak percaya akan sosoknya yang kini menjadi nyata dihadapanku. Sepertinya, kata demi kata tak mampu mengungkapkan apa yang aku rasakan. Seperti cinta yang tak beralasan, aku tak bisa menjelaskan. Yang aku tahu, aku mencintai sosoknya yang baru. Aku mencintai Angga tanpa ingin mensia-siakannya.

Friday 16 August 2013

Kaangeeen!!

''Aku kaangeen!!'' teriakku melepas emosi yang sudah tak tertahan sedari tadi. Aku kangen cara dia menatapku. Cara dia mengajakku bercanda, bertanya dan memperhatikanku. Rasanya aku ingin segera bertemu dan memeluknya lama-lama. Menikmati segera kerinduan yang sedang terpendam meski hanya beberapa minggu. Tapi rasanya seperti sudah bertahun-tahun. Ini bukan tulisan pleonasme tapi mungkin perasaanku saja yang hiperbola. Tapi ini serius, aku sudah tidak sabar untuk dapat mengenggam jemari-jemarinya dengan erat. Menatap matanya lama-lama. Mendengar tawa khasnya. Dan memperhatikan setiap gerak-gerik tubuhnya.

Rasanya, saat rindu melanda seperti ini. Bayangannya tak bisa lepas dari pikiranku. Seperti magnet. Yang kedua kutubnya selalu bersatu. Meski aku sudah berusaha mengalihkan perasaanku dengan melakukan hal lain. Tetap saja, sosokmu masih nakal mempermainkan otakku. Rasanya aku gemas sekali untuk dapat segera melihatmu.

Tapi, malam ini. Aku hanya bisa menikmati kerinduanku yang masih menggebu karna belum dapat bertemu. Tapi tak apa, selama aku masih bisa mengirim pesan teks berisi kerinduan dan kata-kata manis. Semuanya masih terasa adil dan protagonis. Lagi pula pertemuan yang ditunda karna jarak dan waktu lebih bersensasi dibanding rindu lalu langsung bertemu.

Aku yakin pertemuan yang selalu tertahan secara berulang-ulang. Akan menjadi pertemuan setiap pagiku denganmu nanti. Saat kita terbangun dipagi hari. Dibawah atap yang sama. Diatas rindu yang sama. Aku bisa menanti sampai saatnya tiba.