Aku bosan. Aku
tidak mau tahu-menahu lagi soal dirimu yang datang dan pergi tanpa memberi arti. Aku bosan dengan semua
percakapan kita sehari-hari . Aku bosan dengan setiap keadaan yang membawaku
pada pertanyaan tentang sebuah kepastian. Aku bosan dengan setiap keadaan yang
membawamu pada pernyataan ‘suatu hari nanti’.
Aku dan kamu
saling berbagi. Setiap kisah yang mampu
membuatku terlarut didalamnya. Kebahagiaan dan kesedihan yang mewarnai
perjalanan tanpa ‘arti’ ini membawaku ke hilir yang dipenuhi kekosongan. Setiap lontaran pertanyaan orang mengenai
status yang kujawab dengan senyuman hanya membuatku semakin lelah.
Kamu tahu tidak?
Bahwa selama
perjalanan bersama antara aku dan kamu selama dua tahun ini sudah cukup
membuatku terjerat dalam perasaan paling mutlak. Perasaan yang membuatku jatuh
bangun mengejar kepastian. Memangnya waktu tak terus bergulir apa? Memangnya
dikondisikan seperti ini enak apa? Senyaman-nyamannya, sebahagia-bahagianya
kita tanpa status ini akan membawanya pada sebuah pertanyaan. Aku ini apa dan
siapa untukmu disamping kamu ini apa-apa dan siapa-siapa untukku.
Dan apakah kita?
Mau berlanjut begini saja?
Ibarat lampu
remang-remang, itulah kamu. Menjanjikan kepastian tapi tak memberi kepastian. Aku
tahu, aku tahu. Kamu bisa bertindak sesuka hati karena banyaknya wanita yang
menghampiri. Kamu bisa tertawa lepas dengan dada yang lapang untuk menerima
kondisi kamu yang membahagiakan dan memperburuk keadaanku. Kau sangat, sangat
dipuja. Tak berarti kamu tak bersikap dewasa dengan menelantarkanku begitu
saja. Mungkin aku tak berhak berbicara seperti ini. Tapi aku wanita yang sudah
terlanjur sayang karena ulahmu sendiri, sayang.
Seharusnya jika
kamu memang tak menyimpan perasaan dari awal mengapa tak kau biarkan diriku
pergi saja? Atau mengapa kamu tak bilang dari awal dan abaikanlah diriku.
Jangan terlalu banyak alasan untuk menyangkal pelakuanmu terhadapku tanpa
pertanggungjawabanmu atas hasil ini. Kamu telah berhasil mencabik-cabik
perasaanku dengan permainanmu yang luar biasa. Terimakasih atas cinta yang tak
pasti yang telah kau beri selama ini. Aku tak akan mengulangnya untuk yang
kedua kali. Dan teruntuk semua alasan-alasan tak bermutumu itu, terserahlah! Aku
capek dan aku bosan.