Monday 15 October 2012

Ayah, seiring dengan jalan takdirku


Berbicara itu memang mudah bahkan terlalu mudah. Sehingga banyak orang munafik berada di dunia ini.  Termasuk “mungkin” aku. Kemunafikan itu bagiku adalah hal lazim yang mudah ditemukan kapanpun. Mungkin karna saking banyaknya orang mengidap penyakit ini. Andai itu nyata, mungkin dokter-dokter dan suster-suster rumah sakit sudah kewalahan menangani patient yang mengidap penyakit yang sama dengan penanganan yang sama pula.  
Well, cukup. Sebenarnya aku tidak ingin membahas hal ini. Aku hanya kalap saja dengan tingkah ayahku. Kemunafikannya, kebohongannya, kepecundangannya dan ketidak bertanggung jawabnya ia meninggalkan dan melantarkanku disini bersama Bunda. Ya, kami berdua! Bagaimana tidak, semenjak aku lahir sampai aku beranjak 17 tahun diusiaku ini, dia tak pernah mengeluarkan sedikit rintih suaranya ataupun hanya sekedar menampilkan batang hidungnya dihadapanku! Rasa kecewa, geram dan benci sudah tentu ada di benakku. Dia terlalu munafik untuk hanya mengucapkan janji suci di pelaminan saat menikah dengan Ibuku. Dia terlalu pecundang untuk tidak menemuiku saat aku lahir. Dan dia terlalu tak bertanggung jawab untuk melantarkanku sebagai darah dagingnya sendiri. Dia tak memberikanku sedikit saja kesempatan untuk merasakan kasih sayang seorang Ayah.
 Aku pikir ini takdirku. Tuhan menciptakan sebuah takdir untuk maha karyanya yang paling sempurna. Tertinggal juga cara kita untuk menyikapinya. Termasuk aku, sebagai gadis remaja yang berkembang menuju dewasa sudah seharusnya aku dapat menerima keadaan seutuhnya. Bagaimana caraku untuk menghadapinya, menyikapinya dan menjalaninya. Sebuah pohonpun dapat tetap berdiri kokoh diatas terjangan angin serta badai. Bagaimana tidak seorang anak adam yang sempurna tak dapat melakukan hal yang sama? Dan aku sebagai salah satu anak adam yang dituntut untuk sempurna akan melakukannya dengan sempurna. Ada Tuhan disisiku, dan aku mempercayai-NYA untuk selalu menjaga penuh kekuatanku. Fate is A God’s certainty, accept this and be grateful =))

Cerita 15 Oktober 2011


Tepat satu tahun yang lalu, 15 Oktober 2011 aku dan kamu menjadi kita. Siapa yang tidak bahagia, jika seseorang yang menjadi impianmu selama ini menjadi bagian dari hidupmu? Sudah pasti bahagia. Hanya itu yang mampu kuungkapkan.
Perasaan timbal balik antara aku dan kamu terasa lengkap dengan adanya status in a relationship. Semua terasa sempurna dengan adanya kamu. Yahh, menikmati setiap detik kehangatan, mengukir setiap cerita dan meleburkan semua rasa yang selama ini terpendam. Semua itu ada di dalam ‘kita’.
Tapi itu semua hanya sekedar cerita masa lalu yang dengan kebetulan terulang kembali pada cerita kita saat ini. Bedanya, tanpa diwarnai status kejelasan. Sedikit menyakitkan memang. Disini, aku tidak akan berbicara soal kejelasan. Aku hanya ingin.. memperingati moment yang tergolong penting dalam skenario hidupku. Selamat atas keberhasilan tertunda dalam hubungan yang tidak mampu kita pertahankan. Teruntuk .. seseorang yang memiliki raut wajah sexy dan memesona. Kamu, A2H

Sunday 14 October 2012

Soal Kejelasan


Perbedaan itu ada karena Tuhan ingin kita lebih saling menghargai. Seperti kita yang memiliki variasi dalam banyak hal. Aku seperti ini dan kamu seperti itu. Aku suka ini dan kamu suka itu dan bla bla bla dan masih banyak lainnya. Tapi, bukankah variasi itu dapat dijadikan celah pelengkap jika suatu saat nanti aku dan kamu kembali menjadi kita? Kita saling melengkapi, sayang.
Kamu memiliki sejuta pesona untuk menjebakku terperangkap dalam lubang yang kamu buat. Dan, pada akhirnya aku benar-benar stuck di kamu. Ini soal perasaan, inside teruntuk kamu. Meski belum seutuhnya terbentuk, namun ada banyak hal yang membuatku yakin akan kamu.
 Entah tepatnya kapan tapi acap kali kamu dekat dengan wanita lain, ada perasaan cemburu di dalam diriku. Aku merasa terikat dengan kamu. Karena mungkin, secara tidak langsung dan tanpa adanya status pasti yang kita miliki. Aku dan kamu telah menjadi kita. Aku selalu senang ketika melihat sosokmu berdiri didepanku. Dan, selalu saja saat bayanganmu mulai kabur, pergi dan ragamu yang begitu memesona itu tak terlihat lagi oleh jangkauan tatapan mataku, aku selalu ingin menahanmu. Tapi, aku selalu tersadar, aku ini siapa :’)
Ada banyak hal yang ingin kuungkapkan, tapi, lagi dan lagi statusku sebagai wanita memiliki banyak batasan dan pertimbangan untuk memulainya duluan. Bukan untuk mengungkapkan sesuatu yang ada dalam diriku, tapi sesuatu yang terjadi dalam benakku. Dan menyangkut, kamu. Bukan soal perasaan tapi soal kejelasan.
Sebenarnya aku tak memintamu lebih, berteman saja sudah cukup bagiku. Namun kita tidak dapat disebut teman dengan hubungan yang sedekat ini. Jadi, apakah salah jika aku merasa terikat denganmu? Berada diposisi yang serba kabur ini memang tak begitu menyenangkan, meski aku nyaman, tapi lama-kelamaan ada sesuatu yang mengganjal. Dan lama-kelamaan semua merenggang. Ah kita terlalu lama dan terlalu mengikuti ego masing-masing. Padahal, cerita yang kita rangkai kemarin-kemarin sudah lebih baik dibanding sekarang. Perhatianmu, sangat cukup membuatku tertarik dalam pesona mejikuhibiniyunya kamu. 
Kamu tidak bisa menarik-ulurkan posisiku seperti ini. Apapun keadaanya dan bagaimanapun perasaan kita saat ini. Tak masalah, aku hanya yakin perasaan ini adanya. Tak melihat dari seberapa ukuran rasaku ini. Setahuku, yang selalu datang dan berhasil menarik perhatianku, adalah kamu. Sayang bisa terbentuk dalam proses, sayang. Asal kita mau menjalaninya. Tapi, entahlah. Mungkin waktu selalu menjadi jawaban yang terbaik untuk kita. Just stay with me :3

Bagian Dari Sebuah Pengharapan


Aku tau ketika seseorang merasakan sakit yang teramat dalam. Suatu hari nanti.. Seseorang itu akan menemukan kebahagiaan yang berarti. Ketika waktu menjadi jawaban dan takdir sebagai pertanyaan, akankah segala sesuatunya berubah dengan usahaku? Semua memang serba berlawanan ketika harapan dan impian berakhir pada takdir Tuhan.
Lalu, jika semua sudah ditentukan untuk apa aku bersusah payah ? Bukankah manusia hanya tinggal duduk manis dan menikmati? lantas, untuk apa aku hidup ? Haruskah aku bergantung pada nasibku? Apa aku harus menarik banyak perhatianMu untuk mendapatkan secuil yang aku inginkan ? Aku menatap dan berharap lalu meratap dan serasa ingin... mati. Skenarioku begitu simple terangkai dalam otakMu yang Kau titipkan padaku. Apakah salah? Tidak bukan ? Berikan Petunjuk-Mu!

Relief Akhir Kisah Cinta Kita


Ada pengkhianatan rupanya dibalik kesetiaan yang telah kuberikan. Ada pengingkaran rupanya setelah “You first and the last”. Ada kebohongan rupanya diantara kebenaran cinta yang telah lama terikat diantara kita.
“I’ve died everyday waiting for you.
Darling don’t be afraid i’ve loved you 
For a thousand years.
I’ll love you for a thousand more”
Lagu mengikat kita terhadap masa lalu. Semua pengorbanan dan usahaku untuk tetap bersama berjalan sia-sia. Menyakitkan bukan, setelah kamu berjuang menghindari banyaknya lelaki lain diluar sana demi seseorang yang sangat kita cintai. SANGAT MENYAKITKAN!! Kamu tau rasanya dikhianati dan dibohongi berkali-kali?
Sayang, sekecil itukah kekuatan kamu untuk mempertahankan hubungan yang sudah lama kita ikat? Kamu tidak lihat seberapa dekatnya kita? Aku selalu ingin tampil baik untuk kamu. Sebegitu mudahnya kah kamu mengingkari semua janji yang pernah kau ucap? Sebegitu goyahkah pendirianmu ?
Kamu sempurna, untukku. Kamu membangun relief-relief cinta yang sampai kapanpun tak akan pernah bisa berubah menjadi benci. Apakah ini yang dinamakan ketulusan? Mencoba biasa saja setelah hal yang menyakitkan terjadi. Memang perlahan semua berlalu dan akupun berjanji untuk bahagia.
Saat ini, detik ini. Kita benar-benar menghilang. Setelah kamu yang mengkhianatiku meminta untuk tetap tinggal. Akupun inginnya seperti itu. Sudah kucoba, tapi faktanya aku hanya seorang gadis lemah yang tak bisa terus berdiri dalam batu goncangan yang terus-menerus kau berikan padaku. Aku ingin bahagia sama sepertimu yang telah bahagia dengan wanita lain. Kamu, terlalu licik, sayang. Aku tak dapat menahan segala rasa sakit yang rasanya terlalu overload untuk dirasakan seorang anak kecil sepertiku kan, sayang ? Tapi, setidaknya, anak kecil ini memiliki ketulusan.
Aku tak ingin menjadi monster seperti kamu dan dia. Aku pernah bercerita bukan ? “sayang, aku akan selalu berada diposisi yang baik”. Ada seseorang yang bilang bahwa tak seharusnya hatiku dipenuhi kebencian karna lawan dari cinta yang sebenarnya  adalah mengabaikan bukan benci. Maafkan aku yang tidak menepati janji untuk selalu mensupportmu . Tapi, lihatlah! Kamu memiliki seseorang yang lebih berhak untuk itu, kekasih barumu. Aku tak ingin menjadi seorang destroyer dalam hubungan seseorang :) Aku belajar dari seseorang yang pernah menghancurkan hubunganku denganmu. Kamu tahu rasanya ? SAKIT! Aku tak ingin menjadi wanita seperti itu. Ah tapi sudahlah, semua berlalu. “Malaikat juga tahu siapa yang kan jadi juaranya”.
Dari sini aku mendoakanmu, meski aku tak dapat menjangkaumu. Tenanglah aku tak akan pernah membencimu. Suatu saat nanti kita pasti bertemu, untuk cerita yang berbeda. Semoga kita bisa saling bahagia. Jodoh, ada ditangan Tuhan. Dan bukan ditentukan dengan banyaknya kebetulan yang terjadi antara kamu dan dia. Akupun memiliki banyak kesamaan dan hal kebetulan antara aku dan seseorang. Tapi aku tak pernah mempersepsikan bahwa dia adalah jodohku, itu pemikiran yang terlalu konyol dan bodoh sayang. Jodoh ditangan Tuhan, sampai bertemu pada dimensi ruang masa depan. Jadilah arsitektur yang hebat. Akupun sama, akan menjadi seseorang yang hebat pada massanya. Ganbatte :)