''Aku
kaangeen!!'' teriakku melepas emosi yang sudah tak tertahan sedari tadi. Aku
kangen cara dia menatapku. Cara dia mengajakku bercanda, bertanya dan
memperhatikanku. Rasanya aku ingin segera bertemu dan memeluknya lama-lama.
Menikmati segera kerinduan yang sedang terpendam meski hanya beberapa minggu.
Tapi rasanya seperti sudah bertahun-tahun. Ini bukan tulisan pleonasme tapi
mungkin perasaanku saja yang hiperbola. Tapi ini serius, aku sudah tidak sabar
untuk dapat mengenggam jemari-jemarinya dengan erat. Menatap matanya lama-lama.
Mendengar tawa khasnya. Dan memperhatikan setiap gerak-gerik tubuhnya.
Rasanya, saat
rindu melanda seperti ini. Bayangannya tak bisa lepas dari pikiranku. Seperti
magnet. Yang kedua kutubnya selalu bersatu. Meski aku sudah berusaha
mengalihkan perasaanku dengan melakukan hal lain. Tetap saja, sosokmu masih
nakal mempermainkan otakku. Rasanya aku gemas sekali untuk dapat segera
melihatmu.
Tapi, malam ini.
Aku hanya bisa menikmati kerinduanku yang masih menggebu karna belum dapat
bertemu. Tapi tak apa, selama aku masih bisa mengirim pesan teks berisi
kerinduan dan kata-kata manis. Semuanya masih terasa adil dan protagonis. Lagi
pula pertemuan yang ditunda karna jarak dan waktu lebih bersensasi dibanding
rindu lalu langsung bertemu.
Aku yakin
pertemuan yang selalu tertahan secara berulang-ulang. Akan menjadi pertemuan
setiap pagiku denganmu nanti. Saat kita terbangun dipagi hari. Dibawah atap yang
sama. Diatas rindu yang sama. Aku bisa menanti sampai saatnya
tiba.
No comments:
Post a Comment