Friday 13 September 2013

Di Balik Jendela


Kami berdua. Menyeruput segelas lemon tea hangat. Diiringi dengan percakapan dan gurauan manis. Sesekali matanya melihat ke arah jendela kaca berukuran raksasa. Menatap pemandangan sudut-sudut kota yang terlihat buram karna diguyur air hujan. 
"Sayang". Ucapnya.
"Ya?" jawabku.
"Aku pengen nanti kita punya rumah di tempat sejuk dan berkabut"
"Kayak Forks gitu?"
"Forks? Garpu?." Tanyanya dengan raut muka keheranan.
"Bukan sayang.. itu salah satu village di Amerika. Yang difilm Twilight itu loh" 
"Oww.. Aku kan gak pernah nonton Twilight"
"Padahal kan filmnya seru. Ada Robert Pattinsonnya." 
"Oh.. kenapa memangnya?"     
"Dia ganteng dan cool banget!." Jawabku dengan penuh semangat.
Dengan air muka sedikit kesal dia menjawab "Gantengan juga aku." Aku sedikit tersenyum simpul. "Iyaa deh, kamu yang paling ganteng. Oke, kembali ke topik. Jadi kenapa pengen punya rumah didaerah sejuk dan berkabut?"
"Berseni. Aku bisa melukis dengan tenang. Dan pasti penuh dengan inspirasi." 
"Oww.. begitu. Jadi nanti kamu mau melukis aku?"
Dia tersenyum. "Sekarang juga boleh.." Pipiku memerah. Aku menyeruput lemon tea hangat yang hampir dingin. Lalu aku melihatnya lagi sedang menatap keluar sana. Pemandangan yang semakin buram dibalik jendela yang berembun.

Bima. Namanya mirip dengan galaksi yang kita tempati; Bima Sakti. Tapi, nama kepanjangannya bukan sakti. Dia tak memiliki nama akhir. Hanya Bima. Seorang lelaki yang nyaris sempurna untuk aku yang tidak sempurna. Kami adalah korban dari peristiwa sahabat jadi cinta. Meski saat ini status aku dan Bima berpacaran tapi kami tetap menjalin persahabatan didalam hubungan spesial kami. Dan hubungan itu telah berlangsung 3 tahun menuju 4 tahun. 
Dia masih membiarkan matanya tertuju pada pemandangan buram didepannya. Sementara aku sibuk memerhatikan detail-detail wajahnya yang indah. Dia tampan, senyumnya manis. Hidungnya sedikit mancung mendekati besar. Sama besar dengan keinginannya menjadi pelukis kondang yang profesional. Dan aku adalah pecinta paling setia terhadap semua karyanya. Aku selalu membayangkan jika suatu hari nanti kami dapat meraih semua mimpi yang telah kami ukir. Menjadi manusia dengan impian-impiannya yang menjadi nyata. Siapa yang tidak bahagia?

Aku menyeruput lemon tea yang kini telah menjadi benar-benar dingin. Bima mengalihkan pandangannya kepadaku. Menatapku lekat-lekat. Aku sedikit salah tingkah tapi aku berusaha menutupinya.
"Sayang, lemon teanya udah dingin. Minum gih nanti gaenak." Ucapku santai. Dia tersenyum, sedikit cengegesan. "Kamu lucu." ucapnya singkat. "Lucu?." Tanyaku heran. "Iya, kamu gak bisa nutupin kalo lagi salah tingkah, sayang. Kita udah hampir 4 tahun sama-sama. Jadi.." sebelum Bima melanjutkan aku memotong kalimatnya "Jadi.. aku udah kenal kamu." Gelak tawa kecil terdengar renyah ditelinga kami. Rasanya semakin hangat. Dia menyeruput teh lemonnya. Dan lagi.. dia menatap ke arahku. Kali ini sedikit lebih serius.
"Alia.." sahutnya sedikit lirih.
"Kenapa sayang?"
"Maafin aku"
"Maaf kenapa?"
"Aku belum bisa bahagiain kamu sepenuhnya"
Aku tersenyum. Menyimpan sedikit jeda diantara percakapan kami yang mulai intim. "Kamu gak perlu minta maaf, sayang." ucapku melanjutkan. Dia terdiam sedikit menunduk. Kedua tangannya menjulur diatas meja. "Aku bahagia sama kamu. Dan dengan keadaan seperti inipun aku bahagia." Aku memegang erat kedua tangannya.
Sekarang dia meluruskan pandangannya. Membalas genggamanku dengan sangat erat.
"I love you"
"I love you too." Moment ini sejujurnya sedikit mengharukan. Tapi aku tak ingin ada air mata didalam pertemuan kami. Aku dan Bima menikmati waktu masing-masing saat ini. Termenung sesaat. Aku melihat ke arah jendela. Menikmati hujan dan keheningan sementara. Detik jam terus bergulir, keadaan semakin membeku. Sudah lima belas menit kami mengunci pembicaraan. Sampai akhirnya aku melihat bibirnya melontarkan sebuah kalimat.
"Bisakah kamu menutup matamu sebentar, Tuan Putri?" Ucapnya hangat. Mencairkan keadaan yang sempat membeku.
"Untuk apa?"
"Just close your eyes, honey"
"Hmm.. well.." Aku menutup kedua mataku.
"But, first.. you must promise me that you won't cheating"
"Iya sayaang." Aku masih menutup mataku. Pikiranku bekerja. Menerka-nerka apa yang hendak dilakukan oleh Bima. Tapi aku tetap pasrah pada keadaan sambil menunggunya mengucapkan aba-aba konfirmasi untuk acara pembukaan kedua mata.

Udara dingin semakin terasa. Ini pasti karena angin yang masuk melalui ventilasi diatas jendela sana. Aku memeluk badanku dengan kedua tangan. Suara rintik hujan menghiasi pendengaranku sehingga suara kasrak-kusruk yang ditimbulkan dari Bima tidak terdengar dengan jelas. Aku semakin penasaran dan menerka-nerka. Tapi aku pasrah saja. Sampai akhirnya..."Now, open your eyes." Mulutku sedikit ternganga. Mataku dengan jelas melihat pemandangan paling mengharukan yang pernah kulihat. Lukisan dibalik kaca dalam yang berembun. Menggambarkan seorang pria yang sedang mempersembahkan sebuah cincin kepada wanita  yang duduk didepannya. Selagi aku tertegun dengan lukisan instan yang mengagumkan itu. Tiba-tiba aku mendapati Bima berlutut dibawahku, mempersembahkan sebuah cincin persis seperti gambar yang baru saja dia lukis di jendela kaca yang berembun sambil berkata "Will you marry me?." Terharu. Aku menitikkan air mata dengan satu tangan menutup mulutku yang sedikit menganga. Sebuah anggukan mantap dariku menandai jawaban konfirmasi untuknya.
Lalu Bima meraih tanganku dan memasukkan sebuah cincin emas putih dengan bagian permata cantik ditengahnya ke dalam jari manisku. Lalu aku memeluknya. Masih dengan berlinang air mata. Bima membalas pelukanku dan mengusap jejak air mata di pipiku. 
"Jadi, kapan kita akan menikah?."
"Secepatnya." Jawabku.
Begitulah sore itu berjalan. Dibalik jendela yang berembun. Dengan hujan dan juga cinta.

Sunday 8 September 2013

You Make My Dream Comes True [Video]


Gak sengaja bikin ini. Awalnya karna kangen sama pacar. Jadi aja gini. 
Ahaha just for fun! :D

Sunday 18 August 2013

Cinta Tak Beralasan

  Diawali dengan cerita-cerita sederhana melalui pesan singkat. Lalu menjadi kebiasaan rutin yang sering kami lakukan. Kini, dia adalah tempat curahan hatiku. Semakin hari kegiatan berbagi cerita yang sering kami lakukan berubah menjadi kedekatan yang tak biasa. Awalnya aku bersih keras menyangkal perasaan yang tidak biasa ini menjadi biasa saja. Karna aku tau, dia hanya menganggapku sebagai teman. Aku memendam dan terus mengelak perasaanku sampai suatu hari aku tersadar bahwa aku benar menyimpan perasaan yang tidak biasa;cinta.

  Aku tak berani mengungkapkan perasaanku. Aku hanya membuatnya mengalir seperti air. Bercerita satu sama lain disetiap malamku dengannya, tetap terjaga diatas perasaan yang tak biasa. Terkadang aku ingin sekali memberitahunya tentang perasaanku. Tapi, aku takut semuanya menjadi berjarak. Aku takut dia tak memiliki perasaan yang sama.

  Berbulan-bulan setelah aku mengetahui pasti mengenai perasaanku, aku dan dia tetap sama. Dalam rutinitas yang sama. Dalam status yang sama;teman. Perasaanku semakin tak menentu. Aku hanya bisa mengungkapkannya diatas kertas putih dan membacanya sendirian. Miris. Lama kelamaan dalam keadaan yang tetap tak berubah. Aku terbiasa dengan memendam. Aku tersadar bahwa yang terbaik untuk kami adalah hanya menjadi teman. Dan aku hanya bisa menerima kenyataan. 

  Suatu saat, hubungan kami merenggang. Entah dengan alasan apa, kami menjauh. Aku membiarkan moment ini untuk memulihkan perasaanku menjadi biasa saja. Sampai pada akhirnya aku bertemu dengan sosok pria lain yang kini menjadi pangeran dalam hidupku;Angga. Aku sama sekali tak mengira bahwa Angga akan datang ke kehidupanku. Diluar penalaran dan juga perhitunganku. Aku masih tidak percaya akan sosoknya yang kini menjadi nyata dihadapanku. Sepertinya, kata demi kata tak mampu mengungkapkan apa yang aku rasakan. Seperti cinta yang tak beralasan, aku tak bisa menjelaskan. Yang aku tahu, aku mencintai sosoknya yang baru. Aku mencintai Angga tanpa ingin mensia-siakannya.

Friday 16 August 2013

Kaangeeen!!

''Aku kaangeen!!'' teriakku melepas emosi yang sudah tak tertahan sedari tadi. Aku kangen cara dia menatapku. Cara dia mengajakku bercanda, bertanya dan memperhatikanku. Rasanya aku ingin segera bertemu dan memeluknya lama-lama. Menikmati segera kerinduan yang sedang terpendam meski hanya beberapa minggu. Tapi rasanya seperti sudah bertahun-tahun. Ini bukan tulisan pleonasme tapi mungkin perasaanku saja yang hiperbola. Tapi ini serius, aku sudah tidak sabar untuk dapat mengenggam jemari-jemarinya dengan erat. Menatap matanya lama-lama. Mendengar tawa khasnya. Dan memperhatikan setiap gerak-gerik tubuhnya.

Rasanya, saat rindu melanda seperti ini. Bayangannya tak bisa lepas dari pikiranku. Seperti magnet. Yang kedua kutubnya selalu bersatu. Meski aku sudah berusaha mengalihkan perasaanku dengan melakukan hal lain. Tetap saja, sosokmu masih nakal mempermainkan otakku. Rasanya aku gemas sekali untuk dapat segera melihatmu.

Tapi, malam ini. Aku hanya bisa menikmati kerinduanku yang masih menggebu karna belum dapat bertemu. Tapi tak apa, selama aku masih bisa mengirim pesan teks berisi kerinduan dan kata-kata manis. Semuanya masih terasa adil dan protagonis. Lagi pula pertemuan yang ditunda karna jarak dan waktu lebih bersensasi dibanding rindu lalu langsung bertemu.

Aku yakin pertemuan yang selalu tertahan secara berulang-ulang. Akan menjadi pertemuan setiap pagiku denganmu nanti. Saat kita terbangun dipagi hari. Dibawah atap yang sama. Diatas rindu yang sama. Aku bisa menanti sampai saatnya tiba.

Wednesday 5 June 2013

Helena


Helena was be created as a silent girl. She does not belong to anybody. But she never feels lonely. Conversely, she loves quiet. Enjoys the wind, the nature and walks by her foot step by step pass over the road. She attends people. Interaction, conversation, those all things make her feel quiet and peace. 
''People help the people'' she said. ''and i'm just here, keeping myself alone, waiting and looking around''
God always know what’s hidden by people. And she was hiding herself from the crowd. Ignoring the lie and the drama. She was too tired by falsity. Falsity of the past, exactly. ''People may assume me as a coward. And they will never get to know me more. How's the pain, how's the scared''. People just judge. And it's called as our society.
*** 
Helena likes purple. She's cheerful, but it was years ago. When everything felt like easy and joyful. She opened herself to everybody. Smiled and friendly. Those were her, in ages  
Since her parents died in a car accident. Everything seemed hard and dark. No cheer no smile. There was just terrible anguish.
June, 5th. 2003
''Live life, that's a bullshit. I have nothing here. Everything went away from me. Why should I be alive? For begging some happiness?'' she grumbled
''My dear, Helena. When people were given a grief, there's always the replacement. A better replacement. God is fair'' Mrs. Dolores was trying to calm her down.
''No, God is unfair!!''
''God is fair, Helena. People have destiny. It is a fate for human being. Trust me that someday you'll get dozens of happiness. Learn to be able to accept
''But...'' Mrs. Dolores moved towards to Helena.
''Accept, believe and be strong. Okay?'' 
''Yes, Mrs. Dolores''
''You promise not to get mad again, dear?''
''Yes''
"Oww by the way, happy birthday! Happy 12 years old, Helena'' Mrs. Dolores gave a teddy bear for Helena.
''Thanks Mrs.Dolores. You're so kind'' Helena smiled and looked happy with her new teddy bear. 
***
Helena, 17 years old
Day after day passed by me. My life gets better. Five years after my little conversation with Mrs.Dolores. I still have her teddy bear and hug it every night when i start to fall asleep. Now i'm seventeen. I'm growing up. That's should be a natural thing. Accept, believe and be strong. That's the key. The pain almost healed. And it's so far better since i found Henry in my life. He always supports me. He always there beside me. And he is the first one I love. And i hope he will be my first and last love for me. He's the reason why i stay here. He is.. My daydream about future. 
Do you ever feel like really fall in love with someone? 
How someone be the most important thing in your life. And i dont wanna lose him. I give my faith, my life, my trust and my love for him. And only him.. I swear.
***
4 years later..
''Please Henry, don't let me go'' Helena cried
''I swear Helena, i won't let you go. But my parents force me to marry Sharon''
''Prove me you love me''
''No, Helena. It's hard. I can't.”
''Then, you don't love me''
''Yeah'' Helena surprised by the answer.
''Unbelievable, you lie! You are terrible liar! It's been 4 years we are together. There’s so many things that we’ve been through. Why are you so easily break all those things? It's not as easy as you imagine. Henry, i love you. Please stay with me''
''No, Helena'' Henry tried to leave. But Helena stopped his step
''Henry, tell me. What is so great about her?''
There was no answer from Henry. Just a quiet moment.
''I try to defend our relationship. And what is it mean for you?'' Helena showed her ring on her finger. ''Don't you remember the moment when you give this to me and you said marry me?'' Henry just stood still with no words.
''This is difficult to put an end to our relationship. It's closer to our marriage. Please, wake up!''
''No, Helena. It's over!!'' Henry snapped. That was the second answer that surprised me.
''It's ridiculous! You come and say ''it's over'' suddenly with no reason and you are going to marry a girl that you knew for a month?''
''Yes..''
''Is that your answer?''
''Yes. Helena''
''I know you are insane'' Helena took off her ring and threw it into Henry's face. Then she walked  away in front of him. Hoped he’d stop her. But in fact, he didn’t.
Since that day Helena cried every night. Waited for him to apologize. But he never came. It made more painful to her. What do you feel when a half of your soul left you with a million memories?
***
Helena.
June 5th 2013 
Long time ago i was a little kid who assumed God is unfair. Now i know everybody has their own destiny. And it was given by The Lord. There's happiness inside the sadness. Although I haven’t found mine yet. Life teach me how to accept the truth. And the truth makes me stronger and stronger each day. I’m full- grown now, I can face my own problem in the past. 
Sometimes I feel numb, and empty like I have no sense at all. Live as an orphan in the orphanage makes me despair. The pain is still real even too real. But i can handle it. I give my best regards to my parents over there. Every night, every morning, everyday i pray for them. The car accident and the betrayal were never be forgotten. I've learned to live life. I always remember what Mrs.Dolores said. A woman who replace my parents position as a caretaker. Accept, believe and be strong.
"Helena.." An old woman with wheelchair  leads towards me.
"Mrs.Dolores.."
"Happy birthday!" The old woman speaks haltingly. I melt, and  i wanna hug her tight. She’s always been the only one who remembers my birthday each year
"Thank you so much Mrs. Dolores" 
"Ouuhh, don't cry sweetheart and always remember..."
"Accept, believe and be strong" I cut her sentence before she continues her conversation. 
"Aha.. that's right, dear. Here's your gift. Open it"
I open the gift, an elegant wedding gown looks very interesting. 
"Thanks. It's beautiful" I said
"I want to see you being happy in this gown someday, dear" Mrs. Dolores strokes my cheek, looks into my eyes for a while. Then, she goes on her wheelchair. I am holding the gown, enjoying the silence.  I remember when Henry left me. I swear, I’m not gonna make the same mistake again, trusting the wrong guy. I'll never disappear for my happiness. That's why i'm here. Waiting for the right person.

Thanks for reading.
Writer : @Listarani
Editor : @ghnfiani

Tuesday 28 May 2013

Firasat


Beberapa orang percaya pada logika. Beberapa orang percaya pada firasat. Dan beberapa orang juga percaya pada keduanya. Logika dan firasat memang memiliki posisi yang sama pentingnya. Tapi Alia lebih memercayakan dirinya pada firasat. Dan firasat itu yang selalu membawa ingatannya pada Febrian. Firasatnya berkata bahwa sesosok lelaki manis sedang berjuang diluar sana untuk meminangnya. Dan Alia tahu bahwa lelaki dalam penantiannya itupun akan segera datang. Empat tahun mengunci hati demi sang pujaan hati. Alia menutup diri untuk siapapun itu lelaki yang datang padanya. Katanya, cinta sejati butuh penantian tak hanya menunggu, kesetiaanpun teruji disini. Alia selalu menanti kabarnya setiap hari dan selalu mengirimi surat untuk memastikan kabarnya. Meski hanya ada 4 buah surat balasan dalam 4 tahun. Alia tahu, bahwa Febrian akan segera datang. Ada beberapa kutipan surat yang selalu Alia ingat "Alia sayang, kepergianku tak akan berakhir menjadi kepergian yang abadi. Aku akan kembali untuk kebahagiaanku juga kebahagiaanmu". Dalam 4 tahun, lelaki itu hanya hidup dalam bayangannya. Tak jarang Alia mengharapkan kedatangannya dalam jangka waktu 3 bulan sekali. Tapi.. 4 tahun itu membuat dirinya benar-benar tak merasakan sosok Febrian disini. Dalam nyata, tak hanya mimpi atau bayang-bayang senja. Terkadang sosoknya yang mulai kabur membuat Alia jera dan putus asa. Akankah semua penantiannya berakhir pada pertemuan abadi yang akan membawanya pada pelaminan nanti ? 

***

Awan senja itu membentuk sebuah senyuman. Alia memerhatikan awan itu sampai angin membuyarkan bentuknya. Terpecah dan memisah bersama atmosfir-atmosfir langit. Desau angin meriuhkan suasana. Pohon-pohon itu bergerak kesana-kemari terbawa angin yang kencang. Daun-daunnya berguguran. Serbuk sari bunga-bunga matahari yang ada didepannya beterbangan. Alia masih setia berdiri ditemani alam yang sedang sibuk berekspresi. Langitnya menjadi merah, karna sang bola raksasa sudah mulai lelah. Ini waktunya untuk beristirahat karna tugasnya sudah selesai. Beberapa jam lagi sang bulan akan menggantikan posisinya untuk shift di malam hari. Tentunya untuk menjaga bumi agar tetap terang. 
"Aku ingin melihat matahari terbenam" ucap Alia pelan. Gravitasi membuatnya tetap berdiam di tempat. Memang, yang dilakukan Alia selalu berdiam. Tak berani untuk berpindah tapi berani untuk diam dan tetap tinggal pada sesosok pria yang sangat dicintainya. Banyak orang menyebut bahwa diam itu emas. Dan Alia percaya. Diam tak berarti tak melakukan sesuatu. Dan menunggu adalah sesuatu.
" Untuk Febrian dan untuk berapa lamapun jangka waktu yang diberikannya untukku. Aku akan tetap disini" 
Untuk seseorang yang sangat berarti, apapun rela dilakukan demi menjemput bahagia. Karna tak ada alasan untuk berhenti mencintai. Jika setia adalah pilihan dan pilihan terakhir adalah untuk setia mendampinginya dalam ada dan ketiadaan raganya. Alia akan tetap setia menunggu. Karna tak ada hal yang benar-benar mampu membuat Alia pergi dan berpaling dari Febrian. 
"Jika kekuatan cinta itu benar-benar ada. Dan kemampuanku untuk tetap menantimu. Mengapa saat ini sosokmu begitu banyak merasuki pikiranku?
Aku bahkan sangat mengkhawatirkanmu. Entah, mengapa rasa ini begitu tercampur aduk sehingga aku sulit untuk mengartikannya."
Air matanya mengalir, Alia berlari menuju hamparan bunga matahari. Hanya hamparan bunga-bunga cantik yang berwarna kuning dengan jumlah yang sangat banyak yang dapat dilihatnya sekarang. Bunga matahari itu semakin cantik ketika hembusan angin datang dan membuatnya menari-nari. Seolah-olah bunga-bunga itu sedang mengadakan konser istimewa untuk menghibur hati Alia yang sedang runyam. Alia tersenyum. Memperhatikan gerak-gerik bunga-bunga itu sambil menikmati setiap hembusan angin yang datang. Desau anginnya terdengar begitu riuh dan menyejukkan suasana. Alia menarik nafas dalam-dalam. Mencoba menenangkan hati dan perasaannya. Perlahan awan-awan dilangit berubah menjadi hitam. Pertanda alam akan menurunkan ribuan pasukan air untuk dijatuhkan ke bumi. Rintik-rintik hujan mulai membasahi pipi Alia. Menghapus jejak-jejak air mata pada wajahnya. 
" Febrian, aku sangat merindukanmu. Tidakkah kamu merasakan hal yang sama sepertiku? Lantas, jika iya, mengapa kamu tak kunjung datang dalam jangkauan pandanganku saat ini?"
Kata orang apapun yang kita lakukan pasti akan ada hasilnya. Dan Alia tetap pada pilihannya untuk menunggu Febrian. Karna ia yakin bahwa penantiaannya tak akan berakhir pada kekosongan. Alia percaya, firasatnya pasti benar dan tak hanya menjadi pertanda alam yang menggantungkan harapan. 
"Aku ingin kamu segera pulang.." Ucap Alia pelan. Dan tiba-tiba sebuah pelukan erat mendekap Alia dari arah belakang.
"Dan aku pulang.." Alia menghujam, terdiam sejenak lalu membalikkan tubuhnya. 
"Febrian.." Alia tak kuasa menahan air matanya dan langsung memeluk tubuh lelaki yang selama ini ia tunggu itu dengan sangat erat. Febrian membalas pelukannya. Mereka berpelukan ditengah hujan yang membasahi tubuh mereka berdua.
"Aku tau kamu akan kembali" 
"Tentu saja aku akan kembali untuk perempuan yang akan menjadi pendamping masa depanku" Febrian menghapus air mata Alia. Namun rintik hujan yang turun membuat Alia seolah tetap berair mata.
"Untuk membayar penantianmu, maukah Nona Alia Permata menjadi istriku?"
Sebuah anggukan pelan dari Alia menandakan penerimaan untuk Febrian. Kebahagiaan terlukis diatas air muka Alia. Memang benar kata orang, setiap usaha yang dilakukan tak akan pernah menjadi sia-sia. Dan kini Alia sadari semua firasat itu berasal dari Febrian. 

Monday 8 April 2013

Video : Only Hope [Instan Project]

For someone out there.

Jangan Mempercepat Perpisahan!

Bagaimana mungkin aku dapat bahagia bila satu-satunya alasan untuk bahagia itu kamu?

Kita terbiasa disini, disaat-saat yang akan membawa kita pada suatu masa dimana aku dan kamu akan merindukan kita hari ini.

Segala bentuk skenario cerita yang pernah dilalui. Dan juga tawa, canda, suka, duka yang terkandung didalamnya. Aku pasti.. Akan sangat merindukannya.
Aku masih tak dapat mengerti mengapa Tuhan mempersatukan kita disaat-saat terakhir kita bersama. Disaat-saat kita mengharuskan diri memulai jalan masing-masing. Meraih mimpi masing-masing.
Padahal.. Kita sudah sangat lama bersama bukan?

Aku memahamimu. Seperti kamu memahamiku.  Aku tak bisa membayangkan apa jadinya, seperti apa kronologisnya. Saat tiba waktunya, untuk kita berpisah. Aku terlalu terbiasa bersama kamu.
Aku seperti ingin berdiri di tempat. Menatap lama-lama rangkaian cerita yang pernah diukir. Bernostalgia. Dan membuat sebanyak-banyaknya kenangan. Jangan berlari! Jangan mempercepat perpisahan!

Bukankah kita adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan? Dalam kondisi apapun, dalam situasi apapun. Saat aku bersama siapapun, dan kamu bersama siapapun. Bukankah kita.. Tetap kita?
Aku seperti benar-benar terikat denganmu setelah kejadian demi kejadian, waktu membuatku paham bahwa kamu adalah bagian terpenting dalam hidupku.

Aku tau kamu merasakan hal yang sama. Karna kita selalu sama. Kesamaaan yang membuat barisan warna. Harmonis, protagonis. Dan membuat semuanya terasa manis. Semakin terasa tak rela untuk ditinggalkan. Semakin terasa khawatir akan perpisahan yang sudah menanti kita dipelupuk mata.
Aku tak dapat menahan detik jam. Untuk selalu bersamamu. Akankah yang seperti ini yang akan kudapatkan setelah perpisahan nanti ?
Entahlah.
Aku hanya ingin memperlambat perpisahan.

Tuesday 12 March 2013

Keep The Streets Empty For Me

>> Ost. Red Riding Hood


Memory comes when memory's old
I am never the first to know
Following the stream up North
Where do people like us float

There is room in my lap
For bruises, asses, handclaps
I will never disappear
For forever, I'll be here

Whispering
Morning, keep the streets empty for me

I laying down eating the snow
My fur is hot, my tongue is cold
On a bed of spider web
I think po how change myself

A lot of hope in a one man tent
There's no room for innocence
Take me home before the storm
Velvet mites will keep us warm

Whispering
Morning, keep the streets empty for me

Uncover our heads and reveal our souls
We were hungry before we were born

Monday 11 March 2013

Mungkin

Kalau kamu pikir aku egois. Iya, aku egois. Kalau kamu pikir aku keras kepala. Iya, aku keras kepala.
Aku seperti termakan oleh perasaan sendiri. Menyanyangi seseorang dengan cara yang mungkin dimatamu ini salah. Tapi di sepanjang hubungan yang terjalin. Memangnya kamu pikir aku bagaimana? Perlu ditegaskan disini saya adalah wanita. Dan coba kamu mengerti sifat dasar wanita kebanyakan. Coba dengarkan dan beri kesempatan untuk menjelaskan. 

Aku enggak mau posesif dan menuntut apapun dari kamu. Aku pengen kita sama-sama bahagia, gak sepihak. Aku pengen ngertiin kamu tapi sepertinya aku gagal. Sepertinya semua yang aku nilai dan aku pandang wajar itu berbeda dengan penilaian dari dirimu sendiri. Dan mungkin aku salah. Mungkin aku kurang sabar dan terlalu bertele-tele. Mungkin aku gak bisa ngerti sifat dan kebiasaan kamu. Tapi percayalah, i've tried

Pasangan mana yang gak mau hubungannya berakhir perfect? nyaris tidak ada. Semua pasangan pasti ingin berakhir bahagia. Berbagi bersama dan saling terbuka. Pasangan yang mendekati kata sempurna untuk menjadi pasangan yang meski hanya satu tapi terasa lengkap. Aku yakin setiap orang ingin membuat orang yang dicintainya merasa bahagia. Bersamanya. 

Aku seperti ingin membuatmu mengerti. Tapi usahaku selalu gagal. Dan lagi, mungkin caraku yang salah. Memang, apa yang dicitakan apa yang diharapkan terkadang bertolak belakang dengan kenyataan. Maksudnya seperti ini tapi jadinya seperti itu. Salah paham, salah persepsi.
Tapi mungkin. Aku yang salah. Dan, maaf. Seharusnya aku lebih bisa rendah hati menghadapimu dan menghadapi kita. Aku harap kamu tau, yang sebenarnya. Dan yang sebenarnya bukan yang seperti ini. Bukan seperti, katakanlah sebuah perpisahan konyol.

Sunday 10 March 2013

Hari ke-100

Ini idiot dan sangat cupu. Aku pada duniaku dan kamu pada duniamu. Masing-masing. Ini adalah tentang sebuah hubungan diujung tanduk. Berdiri goyah, tak seimbang, siap jatuh dan berakhir. Ini adalah tentang 2 orang idiot yang sepertinya menyimpan perasaan gengsi melebihi setiap kata yang bermajas hiperbola maupun pleonasme. 

Dua orang yang sama-sama jatuh dilubang yang sama tapi sepertinya enggan untuk mengerti. Layaknya air dan api yang sampai kapanpun tak akan pernah bersatu. Dan itu, kita. Kenapa sih kita gak pernah menyatu dengan baik dan benar? Jangan bikin kecewa. Meski udah bikin kecewa. Peka sedikit coba, sayang.
Ini adalah soal hubungan. Yang hanya menjadi tema bukan realita. 

Lalu kita putus-nyambung-putus-nyambung. Yang kalo diliat dari keinginan. Ada kepastian untuk mempertahankan. Ada kepastian untuk melanjutkan. Tapi terputus oleh keadaan. Selalu seperti ini. Egois, keras kepala. Tapi pada dasarnya saling sayang. Tapi berakhir pada bosan dalam keadaan yang seperti itu melulu. Pada keadaan yang seperti tak ada hubungan. 

Jadi, hubungan kita benar cuma status? Ah iya pajangan di etalase rumah. Seperti itu. Menggantung. Dan hanya sebuah nama. Di hari ke seharusnya seratus. Kita failed dan kita cupu. Pada pasangan normal lainnya, mungkin mereka saling mendoakan dan saling meniti harapan untuk masa depan berdua. Tapi ini? Cerita kita berakhir, usai begitu saja. Seperti tak ada usaha mempertahankan. Seperti dua orang tinggi hati yang melepas hubungan. Seolah-olah perasaan itu tiada dan hilang begitu saja. Dan semua 'selesai'. Sekian.

Thursday 28 February 2013

Kita Sama tapi Banyak Beda.

Aku menjamin cintaku. Menjamin kesetiaanku. Demi kita. Hubungan kita.

Perbedaan memang seringkali memicu pertengkaran. Sifatmu sifatku beda. Sikapmu sikapku beda. Kesukaanmu kesukaanku beda. Ketidaksukaanmu ketidaksukaanku beda. Pandanganmu pandanganku juga berbeda. Mungkin hanya satu yang menyamakan, cinta. Sebut dia sebuah-perasaan-abstrak-yang-mewakili-setiap juta kata juga makna yang secara garis besar tak dapat diungkapkan seutuhnya, oleh.. Manusia.
Seolah-olah, hanya pikiran dan hati kita sajalah yang boleh mengerti. Oranglain sedikit boleh tahu, iya tahu. Hanya tahu dan tidak mengerti.

Perbedaan dan kesamaan jelas bertolakbelakang. Kalau boleh dimasukkan, perbedaan mungkin termasuk golongan antagonisme dalam hubungan antara 2 jenis makhluk hidup. Atau termasuk hubungan separatisme yang memicu perpisahan diantara keduanya; yang menjalani.

Manusia memang terlanjur nyaman dengan kesamaan, sebuah hubungan yang termasuk golongan protagonisme. Biasanya, saling menguntungkan, jarang-sekali merugikan. Merugikan perasaan, hati dan waktu contohnya. Seperti yang didapat dalam kasus kebanyakan-perbedaan.
Kamu boleh saja tak mengerti atau paham atau tak menanggap penting soal kesamaan atau perbedaan dalam hubungan. Sangat boleh. Namun, siap-siap saja, hubunganmu berjalan seumur jagung atau mungkin- seumur putri malu yang mudah saja mengetup ketika disentuh?

Memang sih, fisik kita, raga kita, otak kita berbeda. Tapi yang diminta disini adalah soal menghargai dan memahami lalu menerapi. Memang sih, susah. Tapi.. Gak sesusah kamu mencari jarum ditumpukan jerami kan?
Gak sesusah kamu membalikkan kepala ke belakang kan?
Katanya ada cinta. Masa sih dengan adanya perasaan agung (cinta) seperti itu kita gak bisa bersatu atau sekedar lebih dekat, lebih nyaman, dan lebih sayang. Kenapa? Masih susah?
Ah kalo kamu bilang iya tandanya kamu gak serius, tandanya kamu main-main, tandanya kamu gak berusaha, tandanya kamu cuma pura-pura sayang. Atau benar-benar sayang tapi tak berani mengungkapkan? Hmm..
Jadi, sebenarnya kamu sayang gak sih sama aku? jangan menggantungkan beri kejelasan. Apa maumu apa mauku, kita satukan :3

Sedikit teori, wanita adalah makhluk yang ingin dimengerti, ingin dipahami. Secuek apapun wanita, se(pura-pura) tidak pedulinya seorang wanita. Jauh didalam lubuk hatinya, palung jiwanya. Wanita ingin dimengerti. Bukan egois atau apa tapi itulah sifat dasar wanita. Dia ingin dihargai maka dia akan lebih bisa menghargai dan mencintaimu secara tulus tanpa syarat berlebih.
Meski terkadang prianya tak sepeka perasaan wanitanya, tapi.. Berusahalah. Kita bisa saling melengkapi, bisa saling memahami, bisa saling menyayangi. Masa untuk benar-benar bersatu dalam penyatuan yang telah kita buat aja gak bisa?
Namanya juga hubungan. Namanya juga jalinan, dijalanin berdua bukan cuma satu. Aku sama kamu. Kita.

Saturday 23 February 2013

You Got Me-Colbie


You're stuck on me and my laughing eyes 
I can't pretend though I try to hide  
I like you, I like you
 

I think I felt my heart skip a beat 
I'm standing here and I can hardly breathe  
You got me yeah, you got me
 

The way you take my hand is just so sweet 
And that crooked smile of yours 
It knocks me off my feet
 
Oh, I just can't get enough 

How much do I need to fill me up?  
It feels so good, it must be love 
It's everything that I've been dreaming of

I give up, I give in, I let go, let's begin 

'Cause no matter what I do  
Oh, my heart is filled with you
 

I can't imagine what it'd be like 
Living each day in this life 
Without you, without you
 

One look from you, 
I know you understand 
This mess we're in, you know is just so out of hand
 

Oh, I just can't get enough  
How much do I need to fill me up?  
It feels so good, it must be love 
It's everything that I've been dreaming of
 

I give up, I give in, 
I let go, let's begin  
'Cause no matter what I do  
Oh, my heart is filled with you
 

I hope we always feel this way  
I know we will 
And in my heart I know that you'll always stay
 

Oh, I just can't get enough 
How much do I need to fill me up?  
It feels so good, it must be love
 

I give up, I give in, I let go, let's begin  
'Cause no matter what I do
Oh, I just can't get enough 

How much do I need to fill me up? 
It feels so good, it must be love 
It's everything that I've been dreaming of
 

I give up, I give in, I let go, let's begin  
'Cause no matter what I do 
Oh, my heart is filled with you
Oh, you got me, you got me 

Oh, oh, you got me, you got me

*terinspirasi dari lulubelle

Sunday 17 February 2013

Ulang Tahun Oji

Fauzi Nugraha (Oji)
18 Tahun
Single

Selamat ulang tahun ya onyekuuu :D, gak kerasa kamu udah dewasa, kelewat dewasa malah hiks :')
Lihat ini!! maaf ya baru diedit tadi jam 10an, gue gak ada inspirasi. Hehehe suka gak suka harus tetep suka!! :p



Saturday 9 February 2013

#Kisah Waktu

Sebenarnya ini adalah naskah setengah jadi yang tadinya mau diselesaikan dan dikirimkan ke Plotpoint, tapi enggak jadii.. gara-gara buntu inspirasi dan waktu itu sibuk UTS. Oh iya, #kisahwaktu ini menceritakan kehidupan asli kita. Jadi cerita yang dibuat para pengirim naskah itu non fiktif. Dan, ini cerita-setengah-bahkan-seperempat-jadi saya : Selamat menikmati :)


"“Aku ini sudah 17 tahun aku sudah cukup umur untuk mengetahuinya” ucapku lantang
“Tapi ini bukan waktu yang tepat, sayang”jawabnya sambil berusaha menenangkanku
“Apa semua hal yang akan diutarakan harus menunggu waktu yang tepat? Sampai kapan?”
Ibu terdiam. Dia membisu untuk yang keseribu. Akupun pergi beranjak dari kamarku. Menahan rasa kesal dan amarah yang selama ini terpendam.
“ Mengapa dia selalu menyembunyikan rahasianya yang juga secara-tidak-langsung menjadi rahasiaku?”
“Ayah, sebenarnya kau ini siapa? Mengapa wujudmu begitu samar untuk dilihat?”.  Pertanyaan yang seringkali terlintas dalam otakku. Rasa penasaran yang kian hari kian menggebu membuatku ingin segera mengetahui seluk-beluk hidupku di masa lalu. 

Aku tak bisa terus hidup seperti ini. Tanpa mengenali ayah kandung sendiri. Tanpa pernah mengenali sosok dan raut wajahnya. Ah, jangankan untuk melihat raut wajahnya, sedangkan dia saja tak pernah mengeluarkan sedikit rintih suaranya ataupun hanya sekedar menampilkan batang hidungnya dihadapanku! Dia sama sekali tak meninggalkan bekas apa-apa. Kecuali aku dan Ibuku.

Berkali-kali aku bertanya soal kejelasan tentang ayahku. Berkali-kali itu juga aku mendapatkan jawaban yang sama. “Ayahmu pergi”, mungkin tanpa permisi. Entahlah, aku tak sempat melihat wajahnya bahkan ketika aku lahir. Jadi aku ini bayi yang terlahir tanpa si ayah. Menyedihkan. Pernah sampai disuatu siang bolong yang melolong. Pembicaraan yang sifatnya agak resmi dan berinti antara aku dan Ibuku. Informasi yang aku dapatkan dari percakapan yang sifatnya resmi tersebut. Ayah pergi meninggalkan Ibu lalu bercerai. Lalu Ayah benar-benar menghilang. Dan setelah itu, cerita menggantung. Titik

Terkadang aku selalu mengidentikkan diriku sebagai gadis yang malang. Gadis yang merasa haus akan kasih sayang. Gadis yang tinggal dalam sejuta perasaan yang tak bisa diungkapkan secara utuh, karena, banyak pikiran-pikiran yang melayang-layang. Terkadang pula aku melihat pemandangan dihadapanku. Sebuah keluarga bahagia dengan kondisi yang sempurna. Terkadang aku iri melihatnya. Mungkin, hidup ini  indah, bagi sebagian orang. Tanpa takdir yang perih yang membuat sebagian orang itupula merintih. Mungkin, suatu hari nanti aku akan dapat seperti mereka. Mendekap mesra bersamaan, satu keluarga utuh. Ayah, Ibu, Kakak, Adik. Sempurna.

Pernah sampai disuatu sore yang dituruni air berupa jarum-jarum yang tajam. Jantungku menghujam, terasa sesak. Aku tak kuasa lagi menahan air mata yang sudah dari tadi bersembunyi dibalik kelopak mataku. Tertegun terdiam meratapi nasib seperti orang yang kehilangan arah. Lalu keadaan itu berlanjut hingga tengah malam. Keadaan hening, detik jam terus bergulir dan namun tetap hening. Aku tetap diam, meredam sunyi yang mengatur keadaan semakin hening. Seperti hampa, seperti tak ada kehidupan. Seolah-olah aku siap mati.

Aku melihat ke arah jendela, tirai yang masih terbuka lebar membuatku leluasa untuk menatap langit yang dipenuhi oleh bintang-bintang genit yang saling berkelap-kelip. Mereka begitu indah. Menghasilkan cahaya sendiri dan rela untuk terpampang di etalase raksasa langit malam demi menerangi seisi bumi. Dan aku termenung.
***
Rumahku yang kebetulan terletak di daerah kawasan Puncak membuatku mudah mengunjungi tempat-tempat wisata. Rasanya aku mengetahui dan tahu benar jalan pelok-pelok menuju Puncak. Suatu pagi di hari Minggu aku bertekad untuk jogging, menikmati setiap helai udara segar yang kuhirup ditambah dengan pemandangan kebun teh yang memesona dan menguntit mentari pagi yang baru saja sumringah dari tidur malamnya. Sudah lama tak kudapatkan suasana seperti ini. Begitu tenang, rasanya seperti semua permasalahan yang terekat di dalam otakku tiba-tiba musnah. Aku seperti mendapatkan energi-energi positif yang dihasilkan dari elektron-elektron yang bergerak melalui penghantar.  

Menggantung ya ceritanya, karna ini aslinya masih pembuka banget. Hehe judulnya aja belum ada -__-






Wednesday 6 February 2013

Kamu.

Aku rindu saat-saat kamu memperlakukanku seperti tuan putri. Kamu selalu tau cara menyenangkanku, cara memperlakukanku dan cara-cara lain yang tak pernah menyentuh kata gagal untuk membahagiakanku. Kamu memang sederhana, sesederhana caraku menanggapi semua tanggapanmu. Kamu selalu sabar menghadapi tingkahku yang seperti anak kecil. Berkali-kali bahkan ribuan kali kata putus tak membuatmu enyah dari hadapanku. Aku masih seperti ini. Seperti dulu. Seperti anak kecil-yang-selalu-meminta-putus hanya karna hal kecil, hanya karna beberapa hal bodoh dan pemikiran-pemikiran aneh yang menjulang tinggi sampai ubun-ubun.

Kamu adalah makhluk serba tahu yang mengetahui semua seluk-beluk tentangku. Dari hal privasi sampai hal-hal biasa, kamu selalu tahu. Rahasiaku rahasiamu. Kehidupanku kehidupanmu. Sampai pada kata aku cinta kamu. Sungguh, aku tak ingin melepaskanmu.
Kamu berhasil membuat alur tema perjalanan kita sampai bertahun-tahun lamanya. Aku ingat saat kamu bilang dan berkata padaku kalau aku adalah gadis pertamamu. Dan menyimpan harapan menjadi gadis pertama dan terakhir.  Kita berhasil membuat hubungan kita semakin dekat dan membuat orang-orang terdekat kitapun menjadi saling dekat. Ya, keluargaku juga keluargamu. Kita sepakat, untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius. Tunangan.

Hariku adalah harimu. Meski kita jauh, namun sepertinya jarak dan waktu tak menjadi masalah. Kita selalu bertemu kapanpun kita mau. Kapanpun kita ingin merangkai canda, tawa dan cerita bahagia, kita selalu ada.

Apa yang dapat memisahkan kita? Sepertinya, tidak ada. 

Namun, semua cerita bahagia memang tak selalu berujung bahagia. Semua yang tak terduga kapan saja menjadi hal yang memegang predikat terduga. Kita berpisah. Untuk jarak dan waktu serta semuanya. Kita berpisah, begitu ceritanya, koma, dan cerita ini belum selesai.

Semenjak kamu pergi. Kamu sukses meremukkan hati dan perasaanku. Memangnya untuk menyanyangi seseorang seperti sayangku padamu itu mudah? Kamu bodoh. Kamu tak pernah tahu ada peri kecil yang setia dan benar-benar tulus mencintaimu. Aku bersumpah dan berjanji untuk tak berada lama-lama dalam masa kelamku. Masa dimana kamu meninggalkanku, sendirian.

Aku seperti berjalan terpapah. Detik jam yang bergulir seperti berdetak semakin lambat. Semua penderitaan dan kesakitan seperti terasa sekali. Aku baru pertama kali, merasakan yang seperti ini. Kamu memang yang pertama yang menimpakan kebahagiaan luar biasa dan tak kalah juga, kesakitan yang luar biasa pula. And, for the rest of my life you always be someone who hurt me the most.

Aku selalu membisikkan pada jiwa dan ragaku, aku kuat aku kuat. Aku yakin Tuhan menimpakan ini karna aku sanggup melewatinya. Tuhan selalu memperlakukanku spesial dengan semua takdir yang Ia berikan padaku. Pemikiran seperti itu membuatku sedikit lebih lega dan lebih terjaga. Aku menjadi lebih tahu bagaimana rasanya kehilangan orang yang benar-benar kita sayang. Rasanya disakiti dan dikhianati. Itu semua membuatku mengerti untuk menjadi orang yang setia.

Semua peristiwa duka, tak membuatku membenci sosokmu. Mungkin karna.. ah sudahlah. Aku pikir aku tak bisa benar-benar membenci oranglain. Sekalipun dia.. sangat menyakitiku. Selalu seperti itu.
Aku selalu menekankan pada diriku bahwa suatu hari nanti, aku bisa menjadi seseorang yang cukup baik untuk seseorang. Aku berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk seseorang itu. Aku ingin semua hal yang pernah kujalani menjadi pelajaran dan pengalaman tersendiri untuk hubunganku selanjutnya. Aku selalu ingin menjadi posisi baik untuk orang yang baik. 

Tuhan, Kau membuatku mengerti bagaimana menjaga seseorang yang benar-benar berarti. Dan untuk tidak menjadi seseorang yang telah mengkhianati. Aku tau, aku bisa lebih baik. Baik.

Sunday 3 February 2013

Dear PHO


Dear, wanita yang ‘katanya’  paling cantik sejagad raya UNS. Yang banyak dilirik cowok dan dibanggain sama ‘pacarnya ‘ eh maksudnya hasil rebutannya :|. Oke, diulangi
Dear, semua wanita anti PHO dan anti PHP juga deh hahaha.

Disini.. saya akan bercerita. Tentang pelarangan keras menghancurkan hubungan oranglain. Kenapa dilarang, karena :
  •  Menjadi PHO itu dibenci dan mengantarkan diri pada perilaku kelompok pengkhianatan (baca:kebohongan, kepalsuan, kemunafikan)
  • Menghancurkan hubungan oranglain adalah tindak pidana hati nomor satu
  • Menghancurkan hubungan oranglain sama saja dengan menghancurkan perasaan oranglain
  • Menghancurkan hubungan oranglain adalah bentuk perendahan diri sendiri karna mencerminkan kalau dirinya gak laku
  • Menghancurkan hubungan oranglain itu dibenci
  • Menghancurkan hubungan oranglain dan jadi PHO itu.. *isi sendiri*
See? Berkhianat, maen belakang dan jadi pho itu bikin kita banyak dosa.  Jadi.. Ibu, tante dan jeng-jeng yang pernah diambil pacarnya. Yang sabar dan jangan dendam yaah. Biarkan si perebut itu mencari-cari celah untuk membenarkan diri sendiri. Jeng-jeng harus mahal, ibaratnya nih ya harus kayak ratnamutumanikam yang harganya tiada tara~ Jangan melakukan kegiatan-kegiatan negatif yang bisa membuat penilaian terhadap dirimu juga negatif. Ambil positifnya yaa, teman-teman senasib dan seperjuangan *sebenernya ini nyari temen senasib* hehe
Yah semoga aja kita dijauhin dari hal-hal kayak gitu deh. Amin