Friday 11 April 2014

Terserahlah, Aku Capek!

Aku bosan. Aku tidak mau tahu-menahu lagi soal dirimu yang datang dan pergi  tanpa memberi arti. Aku bosan dengan semua percakapan kita sehari-hari . Aku bosan dengan setiap keadaan yang membawaku pada pertanyaan tentang sebuah kepastian. Aku bosan dengan setiap keadaan yang membawamu pada pernyataan ‘suatu hari nanti’.

Aku dan kamu saling berbagi.  Setiap kisah yang mampu membuatku terlarut didalamnya. Kebahagiaan dan kesedihan yang mewarnai perjalanan tanpa ‘arti’ ini membawaku ke hilir yang dipenuhi kekosongan.  Setiap lontaran pertanyaan orang mengenai status yang kujawab dengan senyuman hanya membuatku semakin lelah.

Kamu tahu tidak?
Bahwa selama perjalanan bersama antara aku dan kamu selama dua tahun ini sudah cukup membuatku terjerat dalam perasaan paling mutlak. Perasaan yang membuatku jatuh bangun mengejar kepastian. Memangnya waktu tak terus bergulir apa? Memangnya dikondisikan seperti ini enak apa? Senyaman-nyamannya, sebahagia-bahagianya kita tanpa status ini akan membawanya pada sebuah pertanyaan. Aku ini apa dan siapa untukmu disamping kamu ini apa-apa dan siapa-siapa untukku.

Dan apakah kita? Mau berlanjut begini saja?
Ibarat lampu remang-remang, itulah kamu. Menjanjikan kepastian tapi tak memberi kepastian. Aku tahu, aku tahu. Kamu bisa bertindak sesuka hati karena banyaknya wanita yang menghampiri. Kamu bisa tertawa lepas dengan dada yang lapang untuk menerima kondisi kamu yang membahagiakan dan memperburuk keadaanku. Kau sangat, sangat dipuja. Tak berarti kamu tak bersikap dewasa dengan menelantarkanku begitu saja. Mungkin aku tak berhak berbicara seperti ini. Tapi aku wanita yang sudah terlanjur sayang karena ulahmu sendiri, sayang.

Seharusnya jika kamu memang tak menyimpan perasaan dari awal mengapa tak kau biarkan diriku pergi saja? Atau mengapa kamu tak bilang dari awal dan abaikanlah diriku. Jangan terlalu banyak alasan untuk menyangkal pelakuanmu terhadapku tanpa pertanggungjawabanmu atas hasil ini. Kamu telah berhasil mencabik-cabik perasaanku dengan permainanmu yang luar biasa. Terimakasih atas cinta yang tak pasti yang telah kau beri selama ini. Aku tak akan mengulangnya untuk yang kedua kali. Dan teruntuk semua alasan-alasan tak bermutumu itu, terserahlah! Aku capek dan aku bosan.  

No comments:

Post a Comment